Wikimedia - Tahun 2018 kemarin, tepatnya bulan Juli, Gili Trawangan menggoreskan kenangan yang begitu menakjubkan. Tentu saja, tentang perjalanan, juga tentang alam yang romantis. Jujur saja, siapapun yang bertolak dari Gili Trawangan, akan ada hasrat kembali.
Sebenarnya, perjalanan ke Lombok tidak pernah direncanakan. Ide itu tiba-tiba muncul dan menguat, sesaat setelah membaca novel Tere Liye berjudul Sunset & Rosie. Tahu sendiri, bagaimana Tere Liye berkisah di setiap novelnya. Benar-benar mendalam dan mengena.
Kisah tentang keluarga, cinta, dan persahabatan dikemas apik dengan latar tempat Gili Trawangan. Semua tertutur indah, pepohonan hijau, samudera biru membentang, ikan-ikan yang membentuk formasi, hingga penyu yang menari. Pembaca mana yang tidak tertarik berkunjung ke Gili Trawangan usai membaca novel Sunset & Rosie.
Kebetulan liburan sekolah tiba, ke Lombok bisa mengajak keluarga. Tentu saja, perjalanan seorang diri tanpa orang yang terkasih itu membosankan. Apiknya alam terasa hambar, sejuknya udara seolah sirna. Oke, berangkat berempat.
Tanpa perlu berpikir panjang, pesan tiket pesawat sesegera mungkin. Sebagaimana biasanya, perihal tiket pesawat Pegipegi selalu bisa diandalkan. Perjalanan terasa semakin mudah dan nyaman karena tiket selalu tersedia di genggaman tangan dengan Pegipegi.
Melalui aplikasi Pegipegi, kita bisa memesan tiket pesawat murah untuk 7 orang sekali pemesanan. Apabila dalam perjalanan terdapat anak-anak atau bayi, Pegipegi juga memiliki fiturnya. Selalin jaminan harga tiket pesawat paling murah, fitur filter akan memudahkan kita untuk memilah dan memilih detail perjalanan yang diinginkan.
Sebelum melanjutkan ke pembayaran, Pegipegi menawarkan proteksi perjalanan. Tentu saja dengan adanya proteksi itu, perjalanan kita akan lebih nyaman. Misalnya terjadi delay atau pembatalan perjalanan, Pegipegi akan memberikan klaim ganti rugi. Nah setelah semua data beres, tinggal bayar pemesanan untuk memperoleh kode booking. Pembayarannya bisa melalui internet banking, M-banking, transfer ATM, atau bahkan cash di market yang sudah bekerjasama dengan Pegipegi.
Gili Trawangan pasti menawan, itulah yang terbayangkan. Setibanya di Lombok International Airport, udara di sana sudah lebih sejuk daripada Surabaya. Karena rombongan, kami memutuskan untuk menggunakan mobil carter menuju Pelabuhan Bangsal. Perjalanan dari bandara ke pelabuhan, kurang lebih 3-4 jam.
Setibanya di pelabuhan, kami melanjutkan perjalanan dengan kapal yang cukup mengejutkan menuju Gili Trawangan. Yang mengejutkan, itu bukan kapal wisata, tapi kapal umum, semua tumpah ruah di sana. Ohh ya, jangan sampai kecolongan ya! Hati-hati kalau ada orang yang terlihat baik ingin membawakan barang bawaan. Mereka bukan relawan, tetapi itulah pekerjaan mereka, karena usai membawakan barang-barang mereka akan meminta upah.
Namun, semua itu terbayar sudah. Setibanya di Gili Trawangan, semua itu benar, kami melihat surga. Lihatlah lautan biru yang membentang indah nan menakjubkan. Gerak cepat, setelah mendapatkan penginapan di salah satu Bungalow, aku ingin segera nyebur ke laut, Snorkeling.
Tere Liye tidak berbohong. Terumbu karang yang meliuk-liuk, jutaan ikan menyebar, air laut yang menembus pandang, semua benar-benar menakjubkan. Ohh, aku melihat surga di sini. Meskipun tak sukses mendapati penyu-penyu menari, yang katanya tak selalu nampak, semua sudah cukup menggetarkan dan mengukir kenangan.
Istri dan dua buah hati tercinta tidak berani ikut snorkeling. Mereka memilih untuk berkeliling melihat bawah laut menggunakan Glass Buttom Boat. Itu adalah perahu yang salah satu tubuh bagian bawahnya terbuat dari kaca tembus pandang agar penumpang tetap bisa melihat indahnya bawah laut tanpa basah.
Semua begitu menakjubkan, sungguh ciptaan Tuhan yang menakjubkan. Sore harinya, kami sekeluarga ingin merasakan romantika menyaksikan sunset sebagaimana Rosie menutup harinya dengan bersua dengan alam sore.
EmoticonEmoticon